RtKZbnn2V6iWIcXcfCk2p-B0EDU Kumpulan Puisi Cinta

WP Top Tools

WP Top Tools
Best Wordpress Tools for bloging
Minggu, 29 Januari 2012

Kumpulan Puisi Cinta

Kumpulan Puisi Cinta romantis

Puisi cinta romantis untuk kekasih hati, puisi cinta untuk pacar, dan ada juga puisi cinta romantis untuk sahabat anda. Puisi cinta romantis banget ini bisa anda berikan kepada orang- orang yang anda sayangi. Melalui puisi cinta anda bisa mengungkapkan rasa cinta yang ada pada hati anda. Selain terlihat romantis, mengungkapkan perasaan dengan puisi cinta juga bisa membuat kekasih anda merasa senang dan nyaman kepada anda. Untuk itu pada artikel kali ini KataManis.com mencoba menyajikan kumpulan puisi cinta paling romantis yang bisa anda simak atau anda berikan kepada kekasih hati anda. Yuk langsung saja kita menuju artikel Puisi Cinta Romantis :
================================================

Cinta Terahir

Saat matahari berganti cahaya bulan
Saat hujan harus pergi karena cahaya pelangi
Saat ruh harus dipisahkan dengan raga ini
Tak akan merubah rasa cintaku padamu.
Kasih . . .
Tahukah engkau . .
Cinta yang tumbuh di hatiku ini.
Rasa cinta yang terus mekar seiring berjalannya waktu.
Rasa cinta yang akan terus ada
Sampai Tuhan memisahkan raga kita
Cinta cinta cinta . .
Hanya engkaulah cinta terahir
Yang mengisi relung hatiku.
I Luv U *****

Hanya Kau Satu DiHatiku

Saat mata ini memandang indah senyum diparasmu
Jantung ini serasa membeku tak berdetak
Dalam hati bertanya tanya
Apakah ini yang dinamakan cinta
Tak pernah Ku rasakan
Perasaan seindah ini sebelumnya
Selamanya kan selalu kujaga
Senyum indah dari wajahmu
Walaupun sepuluh bidadari turun dihadapanku
Walaupun seratus artis mendatangiku
Walaupun seribu wanita merayuku
Tak kan membuat hatiku berpaling
Cinta ini hanya untuk mu.
Kasih ini ada karenamu
Selamanya hanya kamu seorang
Satu diHatiku..

10/4/2009
Sambil nyeruput kopi panas kunikmati sepotong puisi buatan kamu
masih berasa hangat dan basah bekas ciuman di tiap hurupnya. Puisi menjelma bunga ketika kupetik setangkai bait untuk kutanam di dada
menjelma cahaya ketika aku gelap memahami maknanya
menjelma getar ketika kunyanyikan sebagai rindu
menjelma bara ketika kusesap aroma nafasmu.
Di depanku kamu masih berdiri. Molek tubuhmu tak berhenti menatapku
Aduh kamu, betapa indah puisi yang kausimpan di sudut-sudut lekukmu.
Tatapan apakah yang kamu rahasiakan di matamu,
aku membaca tak habis-habisnya terkesima
Ciuman apakah yang kamu rahasiakan di bibirmu yang merah,
aku mengecup tak habis-habisnya gairah
Bisik apakah yang kamu rahasiakan di telingamu,
tak bosan-bosannya kudesahkan rayu
Debar apakah yang kamu rahasiakan di hatimu,
aku menerjemahkan sampai membuka-buka dada.
“Aku adalah puisi yang kamu tulis,” kamu tak berhenti menatapku.



27/8/2010
Malam ini kubangun mimpi
berharap besok menjadi matahari
yang terjaga di jendela
membakar segala kelam dan dinginnya malam
lalu sunyi menjadi reruntuhan purba
sebab nyanyian pagi bersamamu, senandung lautan itu
telah mengubah peradaban cintaku. Pagi ini kubangun dari mimpi
O, perempuan yang menggenggam kelopak bunga
yang terjaga di jendela hatiku
yang merebahkan tubuhnya dan kukecup wangi keningnya
bukankah kautemukan bahwa setiap pagi
pada dekapan di dada
selalu ada matahari yang membara untukmu.


Rindu membebaskan aku dari sunyi

Kaukah mengubah waktu menjadi lonceng yang mengingatkan aku akan datangnya pagi.
Seperti gemetar tanganmu di dada, mengganti dawai yang hilang dengan nada yang dinyanyikan tetes embun. Begitu jernih bisik mu menyapa.
Rindu membebaskan aku dari temaram.
Relung langit tak mampu menampung kegelisahanku. Karenanya senja sebentar saja.
Di balik bintangbintang, kaukah yang mengarahkan kompas hatiku? Sehingga kutemukan guguran daundaun yang kautitipkan pada angin.
Rindu membebaskan aku dari kelam. Kerling matamukah sinar biru di rasi Orion.
Kaukah menggenggam rembulan di bingkai jendela. Membulatkan keheningan menjadi sekeping cahaya, yang mengubah lapang malam menjadi taman. Yang menuntunku  ke sudut kenangan.
Rindu membebaskan aku dari dingin. Secangkir kopi panas masih menguap di beranda.
Mengalir tanpa henti ke setiap nadi. Hangatkan jiwaku.
Mungkin kautitipkan belaianmu pada angin.
Gemuruh nafasmu menelusuri rambutku, menembus hingga ke lubuk mimpiku.
Jika berkenan, mohon bantuannya untuk memberi vote Google + untuk halaman ini dengan cara mengklik tombol G+ di samping. Jika akun Google anda sedang login, hanya dengan sekali klik voting sudah selesai. Terima kasih atas bantuannya.
Judul: Kumpulan Puisi Cinta; Ditulis oleh Unknown; Rating Blog: 5 dari 5

Tidak ada komentar:

Posting Komentar